Pada dasarnya kepemimpinan merupakan
proses mempengaruhi orang lain dan membentuk lingkungan yang mendukung
usaha mempengaruhi itu. Para pemimpin biasanya menggunakan kekuasaan dan
bujukan untuk memotivasi para pengikutnya. Budaya kita masih sering
menganggap seorang pemimpin sebagai power distance yang memberikan jarak atau tidak boleh terlalu dekat terhadap orang yang dipimpinnya.
Pemimpin dalam organisasi yang multikultural, bukan hanya dituntut memiliki keahlian, melainkan juga kemampuan-kemampuan lain. Ada banyak tipe kepemimpinan, semuanya memiliki karakteristik tersendiri. Setiap tipe kepemimpinan mempunyai keunggulan sesuai dengan tuntutan situasi. Salah satu yang sering kita dengar akhir-akhir ini adalah tipe kepemimpinan super leadership. Munculnya tipe ini lebih dikarenakan tuntutan pegawai yang lebih berdaya, lebih kreatif, lebih mampu mengambil keputusan dan lebih memiliki kewenangan. Sehingga pegawai diharapkan mampu untuk memimpin dirinya sendiri (self leadership).
Untuk mengembangkan setiap orang agar memiliki self leadership, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki super leadership. Self leadership adalah pencarian yang luas mengenai strategi yang berfokus pada perilaku, pemikiran, dan perasaan yang digunakan untuk mempengaruhi dirinya sendiri.
Super leadership merupakan tipe kepemimpinan yang mengarahkan orang lain untuk memimpin dirinya sendiri atau sering juga disebut sebagai pemimpin yang memberdayakan orang lain (empowerment). Lebih diberdayakan para pegawai mempunyai implikasi adanya kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dirinya sendiri dalam menjalankan tugas. Pemimpin seperti itu dituntut harus mampu memiliki kekuatan dan kearifan terhadap semua orang dengan membantu para pegawai untuk mampu melepaskan diri dari ketidakmampuan dalam mengembangkan keterampilan self leadership-nya untuk disumbangkan sepenuhnya kepada perusahaan.
Pegawai yang self leadership bukannya seseorang yang diizinkan atau memiliki hak istimewa, tetapi lebih merupakan suatu kejelasan terhadap fokus strategi melalui peningkatan keterampilan, kepercayaan diri, pengetahuan serta penguasaan informasi. Oleh karena itu, pengetahuan dan ketersediaan informasi merupakan syarat mutlak terwujudnya efektivitas super leadership ini. Seorang leadership hanya bertugas mendorong pegawai untuk mengambil tanggung jawab daripada memberikan perintah sehingga pegawai lebih banyak mengambil peran pemimpin. Oleh karena itu, para pegawai diharapkan memiliki komitmen dan rasa memiliki yang luar biasa terhadap pekerjaannya.
Pemimpin di era yang hiperkompetisi ini adalah seorang yang dapat menciptakan sebuah perusahaan yang bertumpu kepada orang yang memiliki self leadership. Hanya super leadership-lah yang mempunyai perspektif jangka panjang dan mengkonsentrasikan diri pada pengembangan para pegawai. Ini merupakan tantangan utama bagi kepemimpinan di era hiperkompetisi ini.
Pemimpin dalam organisasi yang multikultural, bukan hanya dituntut memiliki keahlian, melainkan juga kemampuan-kemampuan lain. Ada banyak tipe kepemimpinan, semuanya memiliki karakteristik tersendiri. Setiap tipe kepemimpinan mempunyai keunggulan sesuai dengan tuntutan situasi. Salah satu yang sering kita dengar akhir-akhir ini adalah tipe kepemimpinan super leadership. Munculnya tipe ini lebih dikarenakan tuntutan pegawai yang lebih berdaya, lebih kreatif, lebih mampu mengambil keputusan dan lebih memiliki kewenangan. Sehingga pegawai diharapkan mampu untuk memimpin dirinya sendiri (self leadership).
Untuk mengembangkan setiap orang agar memiliki self leadership, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki super leadership. Self leadership adalah pencarian yang luas mengenai strategi yang berfokus pada perilaku, pemikiran, dan perasaan yang digunakan untuk mempengaruhi dirinya sendiri.
Super leadership merupakan tipe kepemimpinan yang mengarahkan orang lain untuk memimpin dirinya sendiri atau sering juga disebut sebagai pemimpin yang memberdayakan orang lain (empowerment). Lebih diberdayakan para pegawai mempunyai implikasi adanya kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dirinya sendiri dalam menjalankan tugas. Pemimpin seperti itu dituntut harus mampu memiliki kekuatan dan kearifan terhadap semua orang dengan membantu para pegawai untuk mampu melepaskan diri dari ketidakmampuan dalam mengembangkan keterampilan self leadership-nya untuk disumbangkan sepenuhnya kepada perusahaan.
Pegawai yang self leadership bukannya seseorang yang diizinkan atau memiliki hak istimewa, tetapi lebih merupakan suatu kejelasan terhadap fokus strategi melalui peningkatan keterampilan, kepercayaan diri, pengetahuan serta penguasaan informasi. Oleh karena itu, pengetahuan dan ketersediaan informasi merupakan syarat mutlak terwujudnya efektivitas super leadership ini. Seorang leadership hanya bertugas mendorong pegawai untuk mengambil tanggung jawab daripada memberikan perintah sehingga pegawai lebih banyak mengambil peran pemimpin. Oleh karena itu, para pegawai diharapkan memiliki komitmen dan rasa memiliki yang luar biasa terhadap pekerjaannya.
Pemimpin di era yang hiperkompetisi ini adalah seorang yang dapat menciptakan sebuah perusahaan yang bertumpu kepada orang yang memiliki self leadership. Hanya super leadership-lah yang mempunyai perspektif jangka panjang dan mengkonsentrasikan diri pada pengembangan para pegawai. Ini merupakan tantangan utama bagi kepemimpinan di era hiperkompetisi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar harap tidak mengandung unsur SARA, jika terdapat unsur SARA, maka resiko menjadi tanggung jawab pemosting komentar