Rabu, 12 April 2017

Masa Depan Manusia di Planet Mars

Dikutip dari wikipedia, Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari dewa perang Romawi, Mars. Planet ini sering dijuluki sebagai "planet merah" karena tampak dari jauh berwarna kemerah-kemerahan. Ini disebabkan oleh keberadaan besi(III) oksida di permukaan planet Mars. Mars adalah planet bebatuan dengan atmosfer yang tipis. Di permukaan Mars terdapat kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung es. Periode rotasi dan siklus musim Mars mirip dengan Bumi. Di Mars berdiri Olympus Mons, gunung tertinggi di Tata Surya, dan Valles Marineris, lembah terbesar di Tata Surya. Selain itu, di belahan utara terdapat cekungan Borealis yang meliputi 40% permukaan Mars.
 Masa depan manusia di sana tergantung pada tingkat keberhasilan riset badan antariksa dan penemuan-penemuan teknologi canggih untuk menjelajah luar angkasa. Bagaimanapun manusia memerlukan pesawat super canggih untuk sampai ke sana dengan cepat.
Berikut beberapa tahap yang dibutuhkan manusia agar bisa sampai ke sana dan berhasil membangun koloni di sana :
1. Mempersiapkan astronot-astronot yang memiliki kemampuan dalam berbagai bidang. Di antaranya kemampuan bertahan hidup dalam kondisi sulit, kemampuan membangun ekosistem alam buatan, kemampuan explorasi, dan banyak lagi yang dibutuhkan.
2. Perjalanan ke planet Mars akan transit di stasiun ISS. Ilmuwan akan mempelajari bagaimana reaksi tubuh manusia sebelum melakukan perjalanan panjang ke ruang angkasa.
3. Astronot harus diuji terlebih dahulu , setidaknya di Bulan. Untuk dipelajari bagaimana fungsi pembuluh darah mereka disana, dan apa efek radiasi yang terjadi. Karena planet Mars memiliki radiasi lebih tinggi dibanding planet Bumi.
4. Tahapan tahun 2018 - 2025
Pengiriman modul SLS Blok 1 tanpa awak ke ruang angkasa
Nasa masih mengirim sebuah pesawat ruang angkasa dan unit Europa Clipper tahun 2022 ke planet Jupiter. Mengunakan roket SLS yang sama untuk ke planet Mars.
Pengiriman SLS Blok 1B dikirim bersama Europa
SLS Blok 1B dengan 4 astronot dan modul 40kW
SLS Blok 1B dengan 4 astronot dan ruang modul kehidupan / habitation
SLS Blok 1B dengan 4 astronot dan logistik
SLS Blok 1B dengan 4 astronot dan ruang airlock.
Persiapan roket
5. Tahun 2027, pengiriman transpotasi SLS blok 1B cargo untuk transportasi di ruang angkasa
Tahun 2027 SLS Blok 1B dengan 4 awak, membawa logistik
Tahun 2028 dan 2029, SLS cargo DST untuk logistik dan bahan bakar.
Tahun 2030+ pengiriman DST logistik dan bahan bakar. Yang ini peralatan pendukung astronot sampai di Mars. Modul ruang angkasa ini nantinya dapat digunakan untuk transit dan transportasi di Mars.
Manusia tidak akan menginjakan kaki di planet Mars sampai tahun 2033, tapi hanya lewat di orbit planet Mars yang dikirim oleh Nasa.

Sumber : wikipedia & obengplus.com

Selasa, 11 April 2017

Danau Es di Planet Mars



Badan Antariksa AS, NASA, baru-baru ini menemukan sebuah danau es yang mengering di bawah tanah planet Mars. Danau es tersebut mengandung karbon dioksida lebih besar daripada yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.

Material karbon dioksida yang tersisa itu diduga oleh ilmuwan berasal dari bekas lapisan atmosfer Mars di masa lampau saat planet Merah itu memiliki kondisi yang kondusif untuk kehidupan.

“Ini benar-benar harta karun,” kata Jeffrey Plaut, seorang ilmuwan yang bekerja di NASA Jet Propulsion Laboratory, dalam laporannya yang muncul di jurnal Science, seperti dikutip Pravda.ru.

“Kami menemukan sesuatu di bawah tanah yang tidak pernah disadari oleh siapapun sebelumnya,” tandas Plaut.

Temuan ini ditangkap pertama kali oleh radar observasi milik NASA, Mars Reconnaissance Orbiter, yang melayang di atas permukaan Mars. Radar antariksa ini merupakan radar yang diciptakan khusus untuk mencari tahu petunjuk tanda-tanda kehidupan di Mars.


Danau es itu berukuran 3.000 kilometer kubik, atau setara volume Danau Superior. Ia menampung karbon dioksida sangat besar, hingga dua kali massa atmosfer Mars. Jika dibandingkan dengan Bumi, atmosfer Mars memiliki tekanan permukaan kurang dari 1 persen. Dan, sekitar 95 persen udara di Mars adalah karbon dioksida, dibandingkan Bumi hanya memiliki 0,04 persen CO2.

“Kami sudah tahu bahwa ada karbon dioksida di atas sisa es kecil di permukaan Mars. Tapi, yang satu ini volumenya 30 kali lipat lebih banyak ketimbang perkiraan sebelumnya,” ujar Roger Philips, ilmuwan lain yang berasal dari Southwest Research Institute di Colorado dan juga menjabat sebagai wakil ketua tim untuk radar Mars Reconnaissance Orbiter.